PLETAKK !!
Aku terbangun karena sebuah benda mengenai kepalaku. Aku mengangkat kepala-ku dan memandang kearah guru. Sepertinya aku baru saja terkena lemparan kapurnya. Aku menatap kesekitar, aku menoleh kearah hyuki. Dia tertawa melihatku. Dia menunjuk-nunjuk sekitar mulutnya dan kemudian menunjuk kearahku. Sedetik… dua detik…
Ah.. aku mengerti sekarang. Disekitar mulutku berlinang air liur, dengan segera aku usap ke lengan seragamku. “makanya, kalau tidur jangan terlalu larut”ucap bu guru memberikan sedikit nasehat. Aku masih menyibukkan diri dengan membersihkan liur-liur yg telah membentuk pulau di mejaku. “sudah sana pergi ke kamar mandi. Bersihkan liurmu jangan lupa cuci mukamu agar tidak mengantuk lagi”tambah bu guru.
Semua murid tertawa melihat ku. Aku berjalan keluar kelas,sambil menutupi sekitar mulutku dengan kedua tangan. Aku setengah berlari.
Langkahku terhenti. Seseorang menghadangku. Kanan-kiri-kanan-kiri. Aku mengangkat wajahku. Dia, anak laki-laki bertubuh jangkung. Dia memberikanku sapu tangan. Aku menolaknya. Tapi dia memaksa, tentu saja memaksa tanpa bersuara. Setelah aku menerimanya dipergi tanpa meninggalkan satu-patah katapun. Aku kembali berjalan menyusuri lorong gedung menuju kamar mandi murid perempuan.
Aku membersihkan liurku, agar tidak meninggalkan bekas apapun, bahkan baunya yg menyengat itu.setelah bersih barulah aku mengengeringkan daerah mulutku, dengan sapu tangan yg diberikan anak laki-laki tadi. Dia anak laki-laki yg belum aku kenal. Bahkan ini adalah pertama kalinya aku melihatnya setelah dua tahun bersekolah disini.
Ah.. aku mengerti sekarang. Disekitar mulutku berlinang air liur, dengan segera aku usap ke lengan seragamku. “makanya, kalau tidur jangan terlalu larut”ucap bu guru memberikan sedikit nasehat. Aku masih menyibukkan diri dengan membersihkan liur-liur yg telah membentuk pulau di mejaku. “sudah sana pergi ke kamar mandi. Bersihkan liurmu jangan lupa cuci mukamu agar tidak mengantuk lagi”tambah bu guru.
Semua murid tertawa melihat ku. Aku berjalan keluar kelas,sambil menutupi sekitar mulutku dengan kedua tangan. Aku setengah berlari.
Langkahku terhenti. Seseorang menghadangku. Kanan-kiri-kanan-kiri. Aku mengangkat wajahku. Dia, anak laki-laki bertubuh jangkung. Dia memberikanku sapu tangan. Aku menolaknya. Tapi dia memaksa, tentu saja memaksa tanpa bersuara. Setelah aku menerimanya dipergi tanpa meninggalkan satu-patah katapun. Aku kembali berjalan menyusuri lorong gedung menuju kamar mandi murid perempuan.
Aku membersihkan liurku, agar tidak meninggalkan bekas apapun, bahkan baunya yg menyengat itu.setelah bersih barulah aku mengengeringkan daerah mulutku, dengan sapu tangan yg diberikan anak laki-laki tadi. Dia anak laki-laki yg belum aku kenal. Bahkan ini adalah pertama kalinya aku melihatnya setelah dua tahun bersekolah disini.