PLETAKK !!
Aku terbangun karena sebuah benda mengenai kepalaku. Aku mengangkat kepala-ku dan memandang kearah guru. Sepertinya aku baru saja terkena lemparan kapurnya. Aku menatap kesekitar, aku menoleh kearah hyuki. Dia tertawa melihatku. Dia menunjuk-nunjuk sekitar mulutnya dan kemudian menunjuk kearahku. Sedetik… dua detik…
Ah.. aku mengerti sekarang. Disekitar mulutku berlinang air liur, dengan segera aku usap ke lengan seragamku. “makanya, kalau tidur jangan terlalu larut”ucap bu guru memberikan sedikit nasehat. Aku masih menyibukkan diri dengan membersihkan liur-liur yg telah membentuk pulau di mejaku. “sudah sana pergi ke kamar mandi. Bersihkan liurmu jangan lupa cuci mukamu agar tidak mengantuk lagi”tambah bu guru.
Semua murid tertawa melihat ku. Aku berjalan keluar kelas,sambil menutupi sekitar mulutku dengan kedua tangan. Aku setengah berlari.
Langkahku terhenti. Seseorang menghadangku. Kanan-kiri-kanan-kiri. Aku mengangkat wajahku. Dia, anak laki-laki bertubuh jangkung. Dia memberikanku sapu tangan. Aku menolaknya. Tapi dia memaksa, tentu saja memaksa tanpa bersuara. Setelah aku menerimanya dipergi tanpa meninggalkan satu-patah katapun. Aku kembali berjalan menyusuri lorong gedung menuju kamar mandi murid perempuan.
Aku membersihkan liurku, agar tidak meninggalkan bekas apapun, bahkan baunya yg menyengat itu.setelah bersih barulah aku mengengeringkan daerah mulutku, dengan sapu tangan yg diberikan anak laki-laki tadi. Dia anak laki-laki yg belum aku kenal. Bahkan ini adalah pertama kalinya aku melihatnya setelah dua tahun bersekolah disini.
Ah.. aku mengerti sekarang. Disekitar mulutku berlinang air liur, dengan segera aku usap ke lengan seragamku. “makanya, kalau tidur jangan terlalu larut”ucap bu guru memberikan sedikit nasehat. Aku masih menyibukkan diri dengan membersihkan liur-liur yg telah membentuk pulau di mejaku. “sudah sana pergi ke kamar mandi. Bersihkan liurmu jangan lupa cuci mukamu agar tidak mengantuk lagi”tambah bu guru.
Semua murid tertawa melihat ku. Aku berjalan keluar kelas,sambil menutupi sekitar mulutku dengan kedua tangan. Aku setengah berlari.
Langkahku terhenti. Seseorang menghadangku. Kanan-kiri-kanan-kiri. Aku mengangkat wajahku. Dia, anak laki-laki bertubuh jangkung. Dia memberikanku sapu tangan. Aku menolaknya. Tapi dia memaksa, tentu saja memaksa tanpa bersuara. Setelah aku menerimanya dipergi tanpa meninggalkan satu-patah katapun. Aku kembali berjalan menyusuri lorong gedung menuju kamar mandi murid perempuan.
Aku membersihkan liurku, agar tidak meninggalkan bekas apapun, bahkan baunya yg menyengat itu.setelah bersih barulah aku mengengeringkan daerah mulutku, dengan sapu tangan yg diberikan anak laki-laki tadi. Dia anak laki-laki yg belum aku kenal. Bahkan ini adalah pertama kalinya aku melihatnya setelah dua tahun bersekolah disini.
Ting..ting…ting…
Kami menuju taman. Kami menikmati es krim bertingkat dengan beragam rasa diatasnya. Aku tertawa lepas mendengar cerita lelucon yg dia ceritakan.
“hyuri ssi, bagaimana jika kita bersama selamanya dalam sebuah ikatan janji”
Aku terkejut dan itu menyebabkan aku bersin. Dia tertawa.
“hem.. begini aku..” mulutku di bekap olehnya,
“tenang saja kau tidak perlu menjawabnya sekarang. Temui aku besok dikapel”potong hyuki. Aku ingin jawab itu sekarang ‘aku bersedia’. Kenapa kau melarangku menjawab itu sekarang? Aku kesal. Dia mengantarku pulang dengan motor nya.
“hyuri ssi, bagaimana jika kita bersama selamanya dalam sebuah ikatan janji”
Aku terkejut dan itu menyebabkan aku bersin. Dia tertawa.
“hem.. begini aku..” mulutku di bekap olehnya,
“tenang saja kau tidak perlu menjawabnya sekarang. Temui aku besok dikapel”potong hyuki. Aku ingin jawab itu sekarang ‘aku bersedia’. Kenapa kau melarangku menjawab itu sekarang? Aku kesal. Dia mengantarku pulang dengan motor nya.
###
Aku tiba di kapel. Mengatur nafas sebelum memasuki rumah suci ini. Aku melangkah ragu. Ini pertama kalinya aku masuk keruang suci ini lagi sejak bibi-ku meninggal, aku selalu menyalahkan tuhan karena kenapa harus bibi yang dia ambil? Kenapa bukan aku?
Memory masa lalu berjalan secara perlahan menuju ingatanku. Aku segera mengabaikan itu semua, berfikir positif. Aku duduk dibangku kapel paling depan. Duduk menunggu.
Pastur menyadari kehadiranku, dan berjalan ke arahku. Dia menyapaku, dan menanyakan kabar. Aku hanya mengangguk dan sesekali tersenyum.
“bapak. Apakah ada anak laki-laki yang datang hari ini?” . bapak menggeleng.
“tapi.. kemarin ada anak laki-laki yang menitipkan ini pada saya” . Pastur menyodorkan sepucuk surat.
Aku menerimanya dengan rasa hormat. Berfikir. Bapa berpamitan untuk pergi. Aku mencoba meneliti surat itu. Ada bau wangi tercium dari surat itu. Bau parfum khas seperti bau khas tubuh hyuki. Feelingku tidak enak. Jantungnya mencelos. Perlahan aku membuka dan membaca surat itu.
Memory masa lalu berjalan secara perlahan menuju ingatanku. Aku segera mengabaikan itu semua, berfikir positif. Aku duduk dibangku kapel paling depan. Duduk menunggu.
Pastur menyadari kehadiranku, dan berjalan ke arahku. Dia menyapaku, dan menanyakan kabar. Aku hanya mengangguk dan sesekali tersenyum.
“bapak. Apakah ada anak laki-laki yang datang hari ini?” . bapak menggeleng.
“tapi.. kemarin ada anak laki-laki yang menitipkan ini pada saya” . Pastur menyodorkan sepucuk surat.
Aku menerimanya dengan rasa hormat. Berfikir. Bapa berpamitan untuk pergi. Aku mencoba meneliti surat itu. Ada bau wangi tercium dari surat itu. Bau parfum khas seperti bau khas tubuh hyuki. Feelingku tidak enak. Jantungnya mencelos. Perlahan aku membuka dan membaca surat itu.
Yeobeo, maafkan aku. Tidak bisa menepati janjiku untuk menemuimu di kapel. Aku sudah tahu kau akan menerima tawaranku. Maaf jika aku merepotkanmu, karena harus mencariku kesemua tempat. Mungkin sekarang aku sudah diruang opname untuk menjalani terapi. Maafkan aku karena tidak bisa menjagamu lagi, maafkan aku karena tidak bisa menghilangkan kepedihanmu lagi, maafkan aku karena tidak bisa membacakanmu buku lagi.Maafkan aku, datanglah kemari. Aku mau kau menemani ku, disampingku. Datanglah yeobeo.
-love-
Hyuki
Hyuki
Aku tiba di rumah sakit. aku bertanya pada resepsionis ruangan pasien bernama eunhyuk, suster memberi tahu letak ruangannya. seseorang memanggil namaku. Aku menoleh kearah sumber suara. Ternyata itu temanku, aku melambaikan tangan dan menyuruh mereka menyusul. Aku tidak berfikir hal-hal aneh.
Langkahku terhenti di depan ruang icu, menunduk mengatur nafas.
“hyuri ssi, siapa yang berada didalam?” aku menatap mereka secara bergantian, raut wajah penuh Tanya dan heran. “hyuki ssi…” jawabku lemah. Kibum keheranan dan bertanya kepadaku, ku berikan surat dari hyuki kepada kibum. Aku membalikkan tubuh. Suster memberikan aba-aba agar menggunakan masker. Aku menggangguk.
Aku membuka pintu perlahan. Kulihat ibu hyuki sedang duduk disisi ranjang menjaga hyuki. “bibi..”sapaku. ibu hyuki menoleh dan tersenyum padaku. “bagaimana keadaannya?”tanyaku. ibu hyuki bangkit dari bangkunya.
“hyuri ssi. Kondisinya mulai membaik.” Dia menatap kearah hyuki istirahat.
Ibu hyuki kembali menatapku dan mengembangkan senyumnya “hyuki sudah menunggumu sayang”ucap ibu hyuki ramah. Aku berjalan ke sisi ranjang hyuki, begitu juga ibu hyuki. Ibu hyuki mengelus punggungguku. Lalu meneteskan air matanya.
“bibi.. ada apa? tenanglah…”hiburku. Aku penuh Tanya saat melihat ibu hyuki menangis. Yoon he langsung mengambil alih, dia dan donghae membawa keluar ibu hyuki keluar ruangan. Aku sedih melihat kondisi hyuki sekarang. Terdapat selang pernafasan di hidungnya. Juga selang-selang lainnya yg menghubungkan ke monitor pendeteksi jantung.
“hyuki.. oh bukan yeobeo.. aku disini menepati permintaanmu”ucapku lirih. Mataku terasa berat, setengah mati aku menahan air mata yang mau tumpah ini. Aku terisak-isak sampai dadaku terasa sangat amat perih. Aku menggenggam tangannya.
SREETT !!
Aku terperanjat. Menyadari ada gerakan yang berasal dari tangan orang yang sedang ku genggam. Aku menoleh kearahnya, mencoba mengamati gerakan yang akan terjadi selanjutnya. Kelopak matanya bergerak, sepertinya dia mau membuka mata. “hyuki kau dengar? Aku disini..menepati permintaanmu…”bisikku meyakinkan. Donghae,kibum, hyuri berjalan ke sisi ranjang. Mereka memandang hyuki dan menunggu gerakan selanjutnya dari hyuki. Kami berharap penuh.
Dalam hitungan detik ia membuka mata dengan cukup sempurna. Kami tersenyum sumringah. Matanya menatap kami bergantian. Ia mencoba menggerakan bibirnya “ka..u da..tang..”.
Aku mengangguk dan menggenggam tangannya erat.
“terimakasih telah mau datang, maafkan aku..”
Aku menaruh jariku dibibirnya mengisyaratkan agar tak banyak berbicara. “tidak, kau tidak salah” aku kembali tersenyum, mencoba meyakinkannya bahwa semuanya baik-baik saja.
Tangan nya meraih tanganku. Dan tangan kirinya meraih tangan donghae. Tangan kami bersatu. “donghae ssi, berjanjilah untuk menjaganya jika aku tak ada”. Aku mengertukan alis, aku menatapnya bingung kemudian menatap kearah donghae. Dia hanya membalas dengan senyumannya. “berjanjilah”ucap hyuki lagi. Kibum dan yoon he meletakan tangan mereka diatas tangan kami, “kami bersedia menjaga hyuri, melindunginya sebagaimana kau telah menjaganya dan melindunginya” ucap mereka bersamaan. Aku tersenyum asam. Apa yg mereka maksudkan? Aku tahu hyuki memang sedang sakit, tapi dia tidak boleh mati dan meninggalkanku sendiri. Selama ini dialah yg selalu ada untukku. Kenapa kau harus menitipkanku pada orang lain?
Aku menundukan wajahku, tidak ingin menatap mereka ataupun hyuki.
“kemarin kau ke kapel?”tanyaku, aku tidak ingin menatapnya. Dia meraih tangaku susah payah dan menggenggam tanganku. Menahan wajahku agar menatap wajahnya. Kemudian tersenyum. “kenapa?”tanyaku lagi. Pikiranku berkecamuk, ingin marah tapi aku tidak ingin menyulut api disaat seperti ini. Aku menghela nafas.
“surprise..”
“kau tahu itu membuatku khawatir. Ku pikir kau mengerjaiku.” Ucapku tegas. Dia tersenyum dan menjelaskan semuanya, kami mendengarkan dengan baik. Singkat kata ‘penyakit kami sama, LEUKIMIA’ . Tidak ada yg tahu tentang penyakitku, hanya aku dan dokter. Aku menderita penyakit yg sama dengannya, sejak duduk dibangku smp. Ku pikir aku yang akan mati lebih dahulu. Donghae membuat sebuah lelucon untuk mengganti suasana yang mencekam ini menjadi suasana kebahagiaan. Kami tertawa bersama, lepas. Bagaikan tak ada masalah diantara kami. Inilah moment yg selalu aku rindukan.
DEK.
Aku terkejut. Reflek menoleh kearah hyuki. Tangannya jatuh mengenai tanganku. Ku genggam tangannya, hangat. Ku tatap wajahnya, sepertinya dia tertidur. Tersenyum, bahagia. “lihat monitornya, niiiittt berarti…”yoon he berhenti berkata. Kibum dan donghae terperanjat dan bangun dari bangku. Hyuran dan donghae keluar dari ruangan memanggil dokter sedangkan kibum menekan tombol emergency.
Air mataku mengalir dari balik masker yang menutupi wajahku. Aku terisak-isak, begitu juga dengan ibu hyuki saat melihat putranya telah tiada. Tubuhku lemas dan jatuh kelantai. Kibum menggopoh tubuhku keluar. Dokter segera memeriksa hyuki.
Suara tangisanku menggema disepanjang koridor. Dadaku sakit menahan nyeri.
Kini donghae memelukku, dan mencoba menenangkanku. Kibum sibuk dengan ponselnya, ku pikir dia sedang memberitahukan pada kerabat dekat.
Dokter keluar, kibum dan ibu hyuki segera menyerbu dokter. Dokter melepas masker, kemudian menggelengkan kepala. “maaf, kami sudah berusaha se-maksimal kami” . dokter menatap kami bergantian lalu berpamitan untuk pergi.
Aku terisak sangat keras. Tidak terima itu terjadi dengan cepat. Kenapa bisa? Aku yg menderita penyakit itu lebih dahulu, tapi kenapa harus dia yg lebih dahulu yg pergi. Ryeowook datang dan langsung memelukku. Tubuhku benar-benar lemas. Bau rumah sakit semakin menyiksa dan membuat kepala ku berdenyut nyeri.
Aku mendengar suara gemuruh orang berlari. Mataku menemukan segerombol orang berlari kearah kami. Terdapat siwon oppa, han kyung oppa, kangin oppa dan satu orang asing. Mereka berbicara dengan ibu hyuki dan kibum, lalu mereka menundukkan kepala tanda mereka ikut berduka saat tahu hyuki telah tiada.
Aku duduk dibangku,mencoba menenangkan diri. Semua orang sibuk berlalu lalang. Air mataku tidak mengalir lagi. Tapi pipiku masih basah karena airmata. Nafasku masih terengah-engah.
Seseorang menyodorkan segelas kopi dan sehelai sapu tangan padaku. Sapu tangan yg sama. Jantungku mencelos. Aku mengangkat kepalaku. Kuperhatikan wajahnya. Wajah yg sama dengan yang waktu itu. Aku tersenyum sembari menerima kopi dan saputangan itu. “kau sudah baikan? Aku kyuhyun” .
Itu ucapan pertamanya sejak saat itu. Dia tersenyum ramah. Kemudian duduk disampingku.
“apa hyuki kekasihmu?”
Aku kaget dan menoleh kearahnya.
“kenapa kau menilai begitu?”
“aku menebaknya. Karena kau yang paling histeris tadi. Dan kalian disekolah seperti kekasih. Membuat orang lain iri”
Ucapan itu tepat sekali. Tapi, bagaimana dia bisa tahu? .
“seharusnya. Dan seharusnya kami mengikrar janji di kapel pagi ini… tapi dia jatuh sakit dan kini telah pergi meninggalkanku” pikiranku kacau. Air mata sudah mau membanjiri, tapi cepat-cepat aku usap.
Kyuhyun menyodorkan sepucuk surat kepadaku. “itu diberikan padaku malam tadi”. Aku membacanya. Dia meminta kyuhyun untuk ikut serta menjagaku? Berarti hyuki telah mengenalnya. Aku menghela nafas. Kemudian mengembalikan surat itu padanya.
“lalu kenapa kau berikan saputangan padaku waktu itu?”
Dia tersenyum, lalu kembali menatap ku dari samping.
“kau tahu, aku menyukai mu sejak kita duduk di kelas 1”
“mwo? Tap..tapi aku baru melihatmu waktu itu saja?”
Ku tatap wajahnya sekarang. Terukir senyuman sinis yg kaku dibibirnya.
“ya.. aku selalu bersembunyi dari pandanganmu. Tapi kita pernah saling tatap dulu”
“benarkah? Kapan? Aku tidak ingat?”
“dulu. Kau pernah menolongku saat aku dikerjai kakak kelas. Padahal kau juga masih kelas 1 tapi kau berani menentang mereka. Dan aku baru tahu sekarang bahwa kakakmu tergabung di kelompok mafia”
“lalu bagaimana dengan ‘kau bersembunyi dariku’?
“aku..aku pernah diancam jika aku berani mendekati apa lagi menyukaimu aku akan dibunuh. Maaf aku selalu menyembunyikan tentang ini”.
Aku mengedipkan mata berkali-kali, shock. Mencoba berfikir siapa yg berani melakukan ini?
“hyuri ssi ….”
Seseorang memanggilku. Aku menoleh kearah sumber suara. AHA! Aku tahu sekarang. Aku menoleh kearah kyuhyun. Dia tertunduk gugup. Aku bangkit dari tempat dudukku dan segera mendorong seung ho. Keadaan emosiku memang sedang tidak baik, dadaku naik-turun. “kau! Apa yg kau lakukan? Hah?” . dia tampak kebingungan. Dia menatap kyuhyun dengan tatapan marah. Aku segera menyadari tatapan itu. “apa yang kau lihat? Kau melakukan itu berarti kau menantangku!”ucapku. aku meninjunya. Dan mengenai tulang pelipis seung ho, dan menyebabkan memar biru. Dia berjongkok dikakiku, “maafkan aku, aku mohon…” . aku mengacuhkannya dan kembali duduk disamping kyuhyun. Kyuhyun tampak ketakutan, tapi aku berpura-pura tak menyadari ekspresi wajahnya.
Tak lama semua orang datang. Mereka menatap ku, kyuhyun, dan seung ho bergantian. Kulihat senyuman sinis terukir dibibir kangin oppa saat melihat seung ho terluka. “ya! Hyuri ssi.. kau ini…”ucap eeteuk kemudian dia mengacak-acak rambutku. Aku hanya mengembangkan senyuman usil. Kemudian donghae ikut menimbrung untuk mengacak-acak rambutku. *sudah tradisi*
Aku membuang muka, dan membuka tangan agar ryeowook memelukku.
Ryeowook adalah teman kakak-ku (junhoo oppa). Ryeowook adalah teman kecil oppaku.. dan dia selalu ikut menjagaku sejak kecil. Dan sejak oppa bergabung dengan kelompok mafia, dia sering menitipkanku padanya. Makanya kami menjadi sangat akbrab.
Ryeowook oppa menepuk-nepuk punggungku dengan setengah memelukku. “apa kalian sudah mengobrol?”tanya kangin oppa heran. Aku mengangguk mantap. Aku merangkul pundak yesung “mulai sekrang dia adalah teman kami. Walaupun hyuki telah tiada aku yakin dia pasti setuju”.
“walaupun tidak ada yg bisa menggantikan sosok hyuki” lanjutku lemah. Ryeowook oppa mengelus lembut punggungku, mencoba menenangkan. Eeteuk berjalan maju kedepanku dan merendahkan tubuhnya. Mengelus lembut kepalaku “kau harus bisa merelakannya”. Aku tertunduk,dalam.
“ayo kita berangkat ke pemakaman”
“baik.. ayoo…”
Aku bangkit dari tempat duduk. Ryeowook oppa menggandeng tanganku.
Kini tinggal tubuh tanpa nyawa di hadapanku. Ini ke dua kalinya aku ditinggal oleh orang yg aku sayangi. Aku menatap peti mati hyuki, perlahan diturunkan ke dalam liang lahat. Dia pergi dengan tenang menuju surga, tapi hatiku belum bisa menerimanya. Hatiku masih berat.
Satu-persatu orang pergi meninggalkan tanah makam yg masih basah ini. Tidak denganku. Berjongkok menatap tempat peristirahatan terakhir hyuki. Air mata yg sedari tadi telah kering kini membasahi mataku. Aku kembali terisak. Yoon he mencoba menenangkanku. Aku melihat sosok kakak ku, berdiri disisi lain makam hyuki.
“op..oppa..”
Dia menatapku, lalu menatap ke arah peristirahatan hyuki. Dia berjongkok.
“hyuki, apa kau senang melihat adikku menangisimu terus?”.
Semua orang terdiam.
“ya benar. Jika dia menangis terus kau tidak akan bisa pergi dengan tenang. Kasihan sekali kau”ucap junho oppa.
“aniyo.. aku tidak ingin dia merasa seperti itu, aku ingin dia bahagia disana” aku kembali terisak. Yoon he memelukku. Junhoo oppa berdo’a dan kemudian bangkit dan segera pergi meninggalkan makam.
“ayo..”ajak yoon he. Aku bangkit perlahan menuju parkiran.
Mobil berlaju cepat, seolah menginginkan ku segera melupakan semuanya dengan cepat.
Dia menatapku, lalu menatap ke arah peristirahatan hyuki. Dia berjongkok.
“hyuki, apa kau senang melihat adikku menangisimu terus?”.
Semua orang terdiam.
“ya benar. Jika dia menangis terus kau tidak akan bisa pergi dengan tenang. Kasihan sekali kau”ucap junho oppa.
“aniyo.. aku tidak ingin dia merasa seperti itu, aku ingin dia bahagia disana” aku kembali terisak. Yoon he memelukku. Junhoo oppa berdo’a dan kemudian bangkit dan segera pergi meninggalkan makam.
“ayo..”ajak yoon he. Aku bangkit perlahan menuju parkiran.
Mobil berlaju cepat, seolah menginginkan ku segera melupakan semuanya dengan cepat.
###
Aku menghela nafas. Memandang sekitar. Disini tempat kami bersama untuk yg terakhir kali. Dadaku sesak. Kenangan menginginkan waktu bisa mengulang semuanya. Agar aku bisa merasakan kehangatan itu lagi. Aku mengatur nafas agar dada ku tidak semakin nyeri. Aku menatap matahari. Mengarahkan lensa kamera kearah matahari akan tenggelam. Kudapati kyuhyun datang menggunakan masker bergambar matahari. Tangan kirinya menenteng satu kotak berukuran besar.
“Annyeong haseyo”
Aku tersenyum. Dia duduk di ayunan sebelahku. Kemudian mengeluarkan isi kotak itu. Ice cream. Aku meringis.
“waahh … baik sekali .. kamsahamnida”
“menurut kibum jika suasana hatimu sedang kacau kau harus memakan dua kotak ice cream besar, agar kau bisa kembali tersenyum”
Aku tertawa. Ternyata mereka semua sudah bisa memahami ku, walaupun belum semengerti hyuki. Ahh sudahlah, hyuki sudah disurga. Dia akan tetap menjagaku dari surga kok. Itulah salah satu cara agar aku bisa menerima kepergian hyuki.
Aku melahap satu kotak ice cream itu, dan kotak kedua akan aku bawa pulang.
“Annyeong haseyo”
Aku tersenyum. Dia duduk di ayunan sebelahku. Kemudian mengeluarkan isi kotak itu. Ice cream. Aku meringis.
“waahh … baik sekali .. kamsahamnida”
“menurut kibum jika suasana hatimu sedang kacau kau harus memakan dua kotak ice cream besar, agar kau bisa kembali tersenyum”
Aku tertawa. Ternyata mereka semua sudah bisa memahami ku, walaupun belum semengerti hyuki. Ahh sudahlah, hyuki sudah disurga. Dia akan tetap menjagaku dari surga kok. Itulah salah satu cara agar aku bisa menerima kepergian hyuki.
Aku melahap satu kotak ice cream itu, dan kotak kedua akan aku bawa pulang.
“omona…” panggilku. Tidak ada jawaban. Aku mencoba menelusuri ruangan satu persatu, ternyata memang belum pulang. Pelayan kim datang menghampiriku di meja makan. “nona lapar? Mau saya siapkan?”
“hem.. bagaimana ya? Aku ingin kopi dan waffle, boleh?”
“tentu saja, akan saya siapkan”
Aku tersenyum. Pelayan Kim memang baik. Dia sudah mengabdi sejak kakak pertamaku Taeyang masih kecil.
“pelayan Kim dimana pengasuh Han?”
“oh..dia sedang keluar membeli sesuatu”
Aku hanya ber-ah-oh saja. Sampai kapan aku akan selalu sendiri dan kesepian.
Kopi hangat dengan bubuk coklat diatasnya sudah jadi beserta waffle. Hem..nyam..nyam..aku melahab sampai tak tersisa.
“nona masih lapar? Akan saya buatkan makan malam”
“ah tidak perlu, aku butuh ice chocolate dan jenis makanan coklat lainnya, tanpa cake”
Aku tersenyum lalu masuk kedalam kamar. Menyiapkan sterofoam, paper, origami, lem, spidol. Untuk menempel foto kenangan bersama hyuki, kibum, donghae, hyuran dan menempel foto terbaru dengan kyuhyun, yang baru kuambil hari ini. Tinggal judulnya. My Friend Is My Soul.
Huah..
Sesuatu yg mengejutkan membuatku terbangun. Kamarku masih gelap dan dingin. Persis seperti keadaan semalam. Ku kejap-kejapkan mata. Aku melirik kearah jam digital disamping tempat tidurku, 08:00 am. Masih pagi.
Aku menggeser selimut, bangkit dan kemudian menuju jendela membuka tirai. Membiarkan cahaya pagi merambat masuk.
Wuuf!! Wuuf!!
Aku menoleh, ternyata dorin. Anjing Siberian ku sudah terbangun. Aku hampir melupakannya. Aku berjalan kearahnya, berjongkok dan menggosok-gosok tubuhnya, menyebabkan bulunya terkibas-kibas. Ia menggonggong tanda ia menyenanginya.
Aku berjalan kearah pintu diikuti dorin.
“kau bangun pagi sekali nak?”. Beliau adalah ayahku, pagi ini dia nampak rapih dengan kemeja putihnya. Kami biasanya hanya bertemu sekali dalam sehari bahkan sering tak bertemu, karena banyaknya pekerjaan yg harus diselesaikan. Contohnya ibuku. Sekarang beliau tidak hadir ditengah-tengah kami karena pekerjaannya.
“ini-kan weekand, dad. Dad akan terbang ke NY?” tanyaku sambil menuju meja makan. Dad mengangguk dan langsung menyuguhkan roti dengan lapisan coklat lumer diatasnya. Aku memakannya perlahan.
“waw pagi sekali sudah bangun?” ucap Taeyang oppa. Dia mengecup keningku, begitu juga junho oppa. Junhoo opaa menuangkan coklat panas untukku, “gomawo”.
Semua telah pergi hari ini. Kosong dan hening. Hanya suara gemuruh penyedot debu yg terdengar. Membosankan. Semua temanku memiliki aktifitas sendiri hari ini. Biasanya hyuki-lah yg selalu menemaniku. Tapi tidak dengan hari ini. Aku menghela nafas.
‘baik aku akan ke kafe hari ini’ .
Sesuatu yg mengejutkan membuatku terbangun. Kamarku masih gelap dan dingin. Persis seperti keadaan semalam. Ku kejap-kejapkan mata. Aku melirik kearah jam digital disamping tempat tidurku, 08:00 am. Masih pagi.
Aku menggeser selimut, bangkit dan kemudian menuju jendela membuka tirai. Membiarkan cahaya pagi merambat masuk.
Wuuf!! Wuuf!!
Aku menoleh, ternyata dorin. Anjing Siberian ku sudah terbangun. Aku hampir melupakannya. Aku berjalan kearahnya, berjongkok dan menggosok-gosok tubuhnya, menyebabkan bulunya terkibas-kibas. Ia menggonggong tanda ia menyenanginya.
Aku berjalan kearah pintu diikuti dorin.
“kau bangun pagi sekali nak?”. Beliau adalah ayahku, pagi ini dia nampak rapih dengan kemeja putihnya. Kami biasanya hanya bertemu sekali dalam sehari bahkan sering tak bertemu, karena banyaknya pekerjaan yg harus diselesaikan. Contohnya ibuku. Sekarang beliau tidak hadir ditengah-tengah kami karena pekerjaannya.
“ini-kan weekand, dad. Dad akan terbang ke NY?” tanyaku sambil menuju meja makan. Dad mengangguk dan langsung menyuguhkan roti dengan lapisan coklat lumer diatasnya. Aku memakannya perlahan.
“waw pagi sekali sudah bangun?” ucap Taeyang oppa. Dia mengecup keningku, begitu juga junho oppa. Junhoo opaa menuangkan coklat panas untukku, “gomawo”.
Semua telah pergi hari ini. Kosong dan hening. Hanya suara gemuruh penyedot debu yg terdengar. Membosankan. Semua temanku memiliki aktifitas sendiri hari ini. Biasanya hyuki-lah yg selalu menemaniku. Tapi tidak dengan hari ini. Aku menghela nafas.
‘baik aku akan ke kafe hari ini’ .
***
“aku mau cheese cake! Hyung…”teriak yoogeun. Aku menghela nafas lemah.
“baik-baik…ayo..”. kemana aku akan membawa anak ini? Ku bawa mobil berputar-putar mencari tempat yg nyaman. Ah.. itu dia …starbucks coffee.
“baik-baik…ayo..”. kemana aku akan membawa anak ini? Ku bawa mobil berputar-putar mencari tempat yg nyaman. Ah.. itu dia …starbucks coffee.
Aku memarkirkan mobil. Melepaskan sitbealt yoogeun. Dia sangat bersemangat sekali, sampai-sampai dia membuka knok pintu sendiri. Dia berlari kedalam toko, aku kerepotan untuk mengejarnya. Dia sudah menunjuk-nunjuk cake . aku meminta satu potong cheese cake kepada pelayan, aku juga tidak lupa memesan untuk aku sendiri. Aku menatap taemin yg sedari tadi tidak bisa diam. “yoogeun aah,carilah tempat duduk”ucapku lembut. “baaiikk..”jawabnya bersemangat. Dia sibuk celingak-celinguk mencari bangku kosong. “noona …”. yoogeun memanggil noona? Siapa yg dia panggil? Aku menoleh kearah taemin berlari. Dia…
###
Ini adalah kisahku, Yesung. aku baru memutuskan kembali setelah menyelesaikan beasiswa selama 4 tahun, dan pulang kekampung halaman dan menemui gadis yang aku cintai. rencana tetaplah rencana. ternyata keberangkatanku saat itu diiringi rencana lain oleh keluarganya. kembali ke england. Pikiranku berkecamuk. menyesal dan bersalah. ingin kuputar waktu. andai kita tetap saling ber-contac pasti aku bisa menemukanmu sekarang. tak ada gunanya mengisi yg sudah terjadi. tuhan pertemukan kami, aku berjanji akan menjaganya.
***
seorang anak kecil memanggilku. aku menoleh, aku membelakangi seorang anak kecil berumur 4 tahun yg menemaniku ditaman waktu itu. aku menggendongnya dan menaruhnya dipangkuanku, aku mencium pipinya. bayi kecil ini sangatlah imut, aku gemas melihatnya, aku terus menciuminya. rasanya memang aneh, sejak kepergian hyuki bayi mungil ini selalu muncul ditaman dekat sekolah. seolah hyuki memintanya menemaniku.
"maaf jika adikku merepotkanmu, boleh kami duduk disini"ucap seorang pria.
aku mengangkat kepalaku, menatapnya sangat lama, beru mempersilahkannya duduk. "yoogeun ahh, kau punya kakak yg sangat tampan?" . aku meledeknya secara tidak langsung. yoogeun mengangguk cepat, "iya, hyung baru tiba kemarin". aku tersenyum lalu mendudukannya dibangku sebelah. aku tersenyum melihatnya melahap cheese cake.
"senang bisa berjumpa dengan kakaknya yoogeun" aku tersenyum
"aku juga senang. bagaimana kalian bisa sedekat ini?"
"em.. beberapa hari ini aku sering ke taman, dan dia selalu datang bermain dengan pengasuhnya karena tertarik dengannya aku menyapanya." aku kembali mengembangkan senyum. Aku kembali memusatkan perhatian pada laptopku. Sesekali aku menatap wajah pria di hadapanku.
"maafkan aku belum sempat mengenalkan diri, aku kim jungwon" . aku terkejut, benarkah ini Kim Jungwon? anak laki-laki yg pernah mencintaiku. tapi kenapa dia tidak menyadari bahwa dihadapannya adalah anak perempuan yg waktu itu pernah dia cintai? dia telah melupakanku? atau dia tidak sadar bahwa ini adalah aku?
dia menyadarkan ku dari lamunan.
"ah.. maaf, aku park hyuri" aku menundukan wajahku tidak ingin menatapnya.
dia sepertinya terkejut, dia terdiam. cukup lama.
"ka..kau..apa benar kau park hyuri?"
aku mengangkat sedikit wajahku, sehingga dapat melihat tatapan terkejut dimatanya. Jika diperhatikan wajar saja aku tidak mengenalinya, cara berpakaian dan berdandannya berbeda sekali dengan beberapa tahun yang lalu.
aku tersenyum. aku tahu ini memang agak aneh.
"maaf aku tidak menyadari mu. kau sangat berbeda"
aku tersenyum asam. kemudian kutatap wajahku dicermin, memang semuanya telah berubah sekarang.
"kau berbeda, kau terlihat jantan"pujiku.
"terima kasih. aku kembali untukmu. maukah kau.."
aku menyunggingkan senyum. kau kembali. disaat aku membutuhkan seorang malaikat penjaga. tuhan sudah mengatur semuanya. aku tidak kesepian, kini aku punya jungwon dan yoogeun. terima kasih tuhan. walaupun kau telah mengambilnya tapi kau memberikan lebih padaku.
keagunganmu takkan pernah terbalas.
"maaf jika adikku merepotkanmu, boleh kami duduk disini"ucap seorang pria.
aku mengangkat kepalaku, menatapnya sangat lama, beru mempersilahkannya duduk. "yoogeun ahh, kau punya kakak yg sangat tampan?" . aku meledeknya secara tidak langsung. yoogeun mengangguk cepat, "iya, hyung baru tiba kemarin". aku tersenyum lalu mendudukannya dibangku sebelah. aku tersenyum melihatnya melahap cheese cake.
"senang bisa berjumpa dengan kakaknya yoogeun" aku tersenyum
"aku juga senang. bagaimana kalian bisa sedekat ini?"
"em.. beberapa hari ini aku sering ke taman, dan dia selalu datang bermain dengan pengasuhnya karena tertarik dengannya aku menyapanya." aku kembali mengembangkan senyum. Aku kembali memusatkan perhatian pada laptopku. Sesekali aku menatap wajah pria di hadapanku.
"maafkan aku belum sempat mengenalkan diri, aku kim jungwon" . aku terkejut, benarkah ini Kim Jungwon? anak laki-laki yg pernah mencintaiku. tapi kenapa dia tidak menyadari bahwa dihadapannya adalah anak perempuan yg waktu itu pernah dia cintai? dia telah melupakanku? atau dia tidak sadar bahwa ini adalah aku?
dia menyadarkan ku dari lamunan.
"ah.. maaf, aku park hyuri" aku menundukan wajahku tidak ingin menatapnya.
dia sepertinya terkejut, dia terdiam. cukup lama.
"ka..kau..apa benar kau park hyuri?"
aku mengangkat sedikit wajahku, sehingga dapat melihat tatapan terkejut dimatanya. Jika diperhatikan wajar saja aku tidak mengenalinya, cara berpakaian dan berdandannya berbeda sekali dengan beberapa tahun yang lalu.
aku tersenyum. aku tahu ini memang agak aneh.
"maaf aku tidak menyadari mu. kau sangat berbeda"
aku tersenyum asam. kemudian kutatap wajahku dicermin, memang semuanya telah berubah sekarang.
"kau berbeda, kau terlihat jantan"pujiku.
"terima kasih. aku kembali untukmu. maukah kau.."
aku menyunggingkan senyum. kau kembali. disaat aku membutuhkan seorang malaikat penjaga. tuhan sudah mengatur semuanya. aku tidak kesepian, kini aku punya jungwon dan yoogeun. terima kasih tuhan. walaupun kau telah mengambilnya tapi kau memberikan lebih padaku.
keagunganmu takkan pernah terbalas.
P.S :
### - menandakan perbedaan sudut pandang
*** - membedakan kurun waktu
by : E.L.F 2
Arya : Bagus deh.. lumayan mengharukan.. tapi kalau boleh kritik dikit.. agak susah di mengerti. Sorry ya... tapi supaya tulisannya jadi lebih baik lagi aja. Marry.. sukses ya!
ReplyDelete